Foto Pulina Nitya/GenPI.co. Politikus PDIP Masinton Pasaribu menyerukan mahasiswa untuk turun ke jalan menolak jabatan Presiden Jokowi tiga periode. "Ide tiga periode ini harus kita lawan. Kawan-kawan mahasiwa, anak-anak muda, keluar ke jalan, tinggalkan buku, tinggalkan tas, turun ke jalan," kata Masinton dalam diskusi di Jakarta Untuk opini publik, sudah oke. Tapi nalar atau logika politik belum Jawa Timur ANTARA - Nama-nama bakal calon presiden yang akan berkompetisi pada pesta demokrasi terbesar di Indonesia, Pemilihan Umum Serentak 2024, sudah mulai diperkenalkan oleh sejumlah partai politik. Sejauh ini, ada dua nama yang sudah secara resmi telah dideklarasikan oleh partai politik untuk menjadi bakal calon presiden Indonesia, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Satu nama lagi, Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan- meskipun belum dideklarasikan untuk berlaga pada Pemilu Presiden Pilres 2024-, juga turut serta meramaikan persiapan penentuan masa depan Indonesia itu. Nama-nama tersebut memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Tiga nama tersebut kini mulai menjadi buah bibir masyarakat. Pertanyaan terbesar, siapa pengganti Presiden Joko Widodo usai Pemilu 2024 dilaksanakan. Pertanyaan tersebut memang nantinya akan terjawab pada saat masyarakat telah melaksanakan Pemilu pada 14 Februari 2024. Namun, untuk saat ini, ada pertanyaan yang lebih menarik, yakni siapa para pendamping atau bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi tiga nama itu. Nama-nama terkait bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto sedang menjadi perhatian publik. Banyak nama besar yang coba dikaitkan dengan tiga bakal calon presiden tersebut. Sejumlah nama bakal calon wakil presiden yang banyak dibicarakan di antaranya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Erick Thohir, serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, putra mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono AHY, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimim Iskandar. Nama-nama itu, kini mulai meramaikan bursa bakal calon wakil presiden, meskipun juga muncul nama baru seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Basuki Hadimuljono untuk digandengkan dengan Ganjar Pranowo. Munculnya nama-nama potensial bakal calon wakil presiden itu, tentu bukan sekadar ramai diperbincangkan. Partai politik saat ini benar-benar memperhitungkan peluang masing-masing bakal calon presiden saat disandingkan dengan figur tertentu. Lembaga-lembaga survei di dalam negeri sudah melakukan perhitungan elektabilitas dengan nama-nama bakal calon presiden tersebut. Selain itu, simulasi juga dilakukan terhadap bakal calon presiden yang dipasangkan dengan bakal calon wakil presiden. Berdasarkan data dari lembaga survei Indikator Pilitik Indonesia, dalam laporan yang dikeluarkan pada 18 Mei 2023, hasil dari survei kepada orang, mencatat bahwa tiga nama bakal calon presiden itu menduduki peringkat tiga teratas dari 19 nama yang dilakukan survei. Sementara pada simulasi dari tiga nama tanpa sosok pendamping atau bakal calon wakil presiden, didapati hasil 34,8 persen untuk Prabowo Subianto, 34,4 persen memilih Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan sebanyak 21,8 persen, sementara 8,9 persen tidak menjawab. Namun, jika ketiga nama tersebut dipasangkan dengan bakal calon wakil presiden, juga memiliki dampak terhadap elektabilitas. Dalam simulasi tersebut, Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil memiliki elektabilitas mencapai 36,3 persen. Sementara Prabowo Subianto yang dipasangkan dengan Erick Thohir, mendapatkan porsi sebesar 35,4 persen, dan Anies Baswedan dengan Mahfud MD mendapat 17,8 persen, sedangkan yang tidak menjawab 10,7 persen. Dalam simulasi lainnya, ada kejutan dari Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Elektabilitas Ganjar dan Sandiaga naik menjadi 38 persen, Prabowo dengan Erick Thohir 32,2 persen dan Anies Baswedan dengan AHY 19,2 persen, dan 10,6 persen tidak memilih. Skenario lainnya, Ganjar-Sandiaga mendapatkan 37 persen, Prabowo Subianto-Erick Thohir 34,3 persen dan 17,9 persen untuk Anies Baswedan saat dipasangkan dengan Khofifah Indar Parawansa. Simulasi terakhir, Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil mencapai 40,1 persen, Prabowo-Khofifah 30,5 persen, dan Anies Baswedan-AHY 18,5 persen. Dari hasil survei tersebut, setidaknya bisa dijadikan bekal dari partai politik untuk menentukan siapa pendamping yang paling sesuai. Logika politik, opini publik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon wakil presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat DPR atau 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2019. Saat ini, ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu Presiden 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal suara. Berbicara penentuan bakal calon presiden maupun wakil presiden, selain harus memenuhi persyaratan tersebut, tentunya tidak lepas dari peranan partai politik. Partai politik memiliki kewenangan untuk menentukan siapa saja yang akan diusung untuk berkompetisi pada Pemilu 2024. Harus diakui pula dalam menentukan nama-nama tersebut juga ada kesepakatan politik dari sejumlah partai pengusung. Kesepakatan-kesepakatan politik itu harus mengedepankan kepentingan rakyat Indonesia, bukan hanya kepentingan partai politik. Pengamat politik Universitas Brawijaya Wawan Sobari mengatakan bahwa dari sisi opini publik, berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga, memberikan gambaran yang jelas. Potensi dari masing-masing bakal calon presiden dan wakil presiden sudah tergambar. Namun, menurut Wawan, dengan belum diputuskannya siapa bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi tiga nama tersebut, masih ada negosiasi kepentingan antarpartai politik yang masih belum bisa disepakati. "Untuk opini publik, sudah oke. Tapi nalar atau logika politik belum ketemu. Artinya, negosiasi kepentingan antarpartai politik yang sudah menyampaikan calon presiden dengan partai yang mengajukan nama cawapres, itu nampaknya belum ketemu," katanya. Saat ini partai politik masih dalam tahap untuk menyeimbangkan antara logika politik dengan opini publik berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga tersebut. Dari partai pengusung tiga nama tersebut, masih saling menunggu untuk mengambil keputusan. Pertimbangan untuk menentukan siapa pendamping dari tiga nama tersebut, memang pekerjaan rumah yang sangat besar yang harus segera diselesaikan oleh partai politik pengusung masing-masing calon. Pesta demokrasi yang bijak Tentunya, masyarakat Indonesia juga masih ingat pelaksanaan Pemilu 2019 yang diwarnai politik identitas. Dalam pemilu saat itu, masyarakat Indonesia terbelah menjadi dua kubu yang saling berseteru dan seolah harus memenangkan sebuah pertandingan besar. Memang, dalam persaingan politik, ada pihak yang nantinya akan menang dan ada yang kalah. Namun, itu semua harus diterima dengan lapang dada karena urusan memimpin sebuah negara bukan sekadar mencari pekerjaan, melainkan juga panggilan hati untuk membenahi bangsa. Sehingga, pengalaman yang terjadi pada 2019 itu harus menjadi pengalaman berharga, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, melainkan juga bagi elite-elite partai politik di negeri ini. Elite politik sudah seharusnya memberikan pelajaran bahwa berpolitik itu harus bijak. Tidak perlu banyak sandiwara politik yang harus dipertontonkan kepada masyarakat hanya untuk sekadar melakukan uji coba dalam mendapatkan suara atau perhatian publik. Sebaliknya, publik harus diberikan edukasi agar bisa berdemokrasi dengan dewasa dan bijak. Pada akhirnya, penentuan bakal calon wakil presiden yang akan maju pada Pemilu 2024, harus mengedepankan sosok yang paling ideal untuk menjadi pemimpin Indonesia dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat yang paling utama adalah terkait dengan keberlanjutan. Apa yang sudah dicapai dengan baik pada era pemimpin saat ini, sudah seharusnya dipertahankan dan ditingkatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Jadi, Pemilu 2024 menjadi harapan baru untuk Indonesia yang lebih baik. Editor Achmad Zaenal MEditor Achmad Zaenal M COPYRIGHT © ANTARA 2023 Mengenallebih dekat bakal calon Presiden-Wakil Presiden BEM REMA UPNVJT 2021, LPM Giri Taruna menelusuri rekam jejak organisasi serta latar belakang dari kedua paslon tersebut. Miracle Drew H. H dan Ryan Eka Wiratna. Dalam rekam jejak organisasi paslon Miracle-Ryan, keduanya ternyata pernah merasakan duduk di kursi Himpunan Mahasiswa (HIMA).
Foto Persiapan panggung debat Capresma-Wapresma Unsulbar periode 2020-2021 Komisi Pemilhan Umum Mahasiswa KPUM menghapuskan sesi pertanyaan audiens dalam aturan Debat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas BEM-U, Universitas Sulawesi Barat Unsulbar, yang digelar Rabu, 19 Februari 2020. Hal ini dikonfirmasi oleh ketua KPUM, Syahril Syarif Perikanan, 2016, kepada 18/2. Berdasarkan rilis sebelumnya, 16/2, Syahril mengatakan disesi ke tiga akan ada pertanyaan dari audiens mahasiswa Unsulbar dengan durasi 40 menit. Namun, sesi ini dihapus dengan beberapa pertimbangan dari KPUM. Salah satunya, kekhawatiran akan terdapat pertanyaan yang menyudutkan salah satu calon. “Moderator akan kesulitan menentukan siapa yang akan diberi kesempatan jikalau massa banyak yang ingin bertanya,” tulisnya melalui pesan WhatsApp kepada 18/2 Debat yang mengusung tema “Peran BEM-U dalam Mengoptimalkan Organisasi Mahasiswa Unsulbar yang Aktif, Kreatif dan Inspiratif”, ini akan tetap memiliki 4 sesi. Sesi Pertama akan diisi pemaparan visi misi yang kemudian akan ditanggapi pasangan calon Paslon lain dengan total waktu 12 menit. Sesi kedua, pertanyaan dari penelis yakni Dr. Wahyu Maulid Adha, SE, Dosen Fakuktas Ekonomi, Abdi Manaf, Dosen Fakultas Teknik, dan Firdaus, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, dengan total rentang waktu 25 menit. Sesi ketiga, memberikan kesempatan kepada Calon untuk mengajukan Pertanyaan Kepada masing-masing paslon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Presma-Wapresma, dengan total waktu untuk ketiga calon adalah 24 menit. Yang kemudian di tutup dengan sesi statement dengan total waktu 12 menit. Selain itu, pada debat calon Presma-Wapresma Unsulbar, terdapat tata tertib bagi paslon dan pendukung, yakni Tata tertib paslon Pertanyaan paslon hanya seputar visi misi dan dilarang keras menyerang personal. Kandidat diberikan waktu berbicara dan tidak diperkenankan memotong pemaparan kandidat lain. Waktu dimulai saat kandidat mulai berbicara. Moderator akan menghentikan pemaparan apabila waktu habis. Kandidat hanya diperkenankan membawa alat tulis dan catatan. Kandidat dilarang membawa atribut apapun yang dianggap dapat memprovokasi. Tata Tertib Pendukung Dilarang melontarkan yel-yel atau teriakan selama debat berlangsung. Dilarang memprovokasi kandidat. Dilarang membawa benda-benda berbahaya. Petugas keamanan bertanggung jawab ketertiban pendukung. Petugas keamanan berhak memperingatkan dan mengambil tindakan kepada pendukung yang tidak menaati tata tertib. Dalam hal ini, Syarif berharap semua mahasiswa hadir menyukseskan acara Debat Kandidat Calon Presma -Wapresma Unsulbar. Juga berharap Paslon dan pendukung menaati Tata Tertib selama berjalannya acara debat. Setelah debat kandidat, mahasiswa akan memilih Calon Presma- Wapresma periode 2020-2021 pada 25 Februari mendatang. Tiga Paslon yang akan dipilih yakni Paslon 01 Muhammad Iqsam Akuntasi, 2015 dengan wakilnya Irwan Pendidikan Fisika, 2016. Paslon 02 Muh. Arabi Teknik Sipil, 2015 didampingi Abd. Rahman Agribisnis 2017 sebagai wakil. Dan, Paslon 03 yakni A. Muh. Asrul Mawardi Ilmu Hukum, 2016 dengan wakilnya Arman Febrian Matematika, 2016 Post Views 10,580
Pertanyaanuntuk calon ketua bem yang menjebak. Untuk pemilihan ketua unit kegiatan, dikordinasikan oleh direktorat kemahasiswaan dan dilaksanakan pada tanggal 3 desember 2018. 10 pertanyaan yang harus diajukan dalam debat pilpers 2014. Debat Kandidat Calon Ketua BEM. Contoh Pertanyaan Untuk Calon Ketua Bem Bagikan Contoh.
Home Politik Minggu, 19 Desember 2021 - 1529 WIBloading... KedaiKopi tak hanya mengukur elektabilitas tokoh sebagai capres 2024. Lembaga survei ini juga melakukan simulasi potensi pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres mendatang. FOTO/ A A A JAKARTA - KedaiKopi tak hanya mengukur elektabilitas tokoh sebagai calon presiden capres 2024 . Lembaga survei ini juga melakukan simulasi potensi pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres mendatang. Responden diberikan pertanyaan terkait peluang dari pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024. "Jika terdapat nama-nama pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden berikut, pasangan mana yang akan anda pilih?"Di simulasi pertama ada nama Anies Baswedan bersama Airlangga Hartarto memiliki perolehan suara paling tinggi yakni 57%.Baca juga Survei Capres 2024 Elektabilitas Anies Tertinggi Pada Kluster Kepala Daerah dan Non Parpol Simulasi pasangan pertama 2 pasangan capres-cawapres1. Anies Baswedan Presiden – Airlangga Hartarto Wakil Presiden 57,1%2. Prabowo Subianto Presiden – Puan Maharani Wakil Presiden 42,9%Kemudian di simulasi kedua, nama Ganjar Pranowo dan Sandiaga Salahuddin Uno menjadi yang paling banyak dipilih responden dengan 42,4%.Simulasi pasangan kedua 3 pasang Capres dan Cawapres1. Ganjar Pranowo Presiden – Sandiaga Uno Wakil Presiden 42,4%2. Anies Baswedan Presiden – Agus Harimurti Yudhoyono Wakil Presiden 29,2%3. Prabowo Subianto Presiden – Ridwan Kamil Wakil Presiden 28,4%Di simulasi ketiga, duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo meluluhlantakkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga pasangan ketiga 2 pasangan Capres-Cawapres1. Prabowo Subianto Presiden – Ganjar Pranowo Wakil Presiden 59,8%2. Anies Baswedan Presiden – Sandiaga Uno Wakil Presiden 40,2%Di simulasi keempat, nama Anies Baswedan bila bersanding dengan Ganjar Pranowo dengan telak mengalahkan nama Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Airlangga juga Survei Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi Jika Responden Diminta Berpikir Ulang Simulasi pasangan keempat 2 pasangan Capres-Cawapres1. Anies Baswedan Presiden – Ganjar Pranowo Wakil Presiden 62,0%2. Prabowo Subianto Presiden – Airlangga Hartarto Wakil Presiden 38,0% capres 2024 survei capres kedai kopi calon presiden 2024 cawapres Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 8 menit yang lalu 13 menit yang lalu 26 menit yang lalu 36 menit yang lalu 41 menit yang lalu 46 menit yang lalu CalonPotensial di Pilpres 2024, Bara API Minta Parpol Usung Jenderal Andika Perkasa Bara API tidak akan mundur selangkah-pun untuk meminta Panglima Andika maju dalam pencalonan Presiden mendatang Ponorogo 29/6 Metamorfosispers - Guna menumbuhkan semangat demokrasi serta mengembangkan jiwa kempemimpinan di kalangan Mahasiswa INSURI, Pemilihan Raya Presiden Mahasiswa menjadi agenda wajib yang dilaksanakan setiap tahunnya. Setelah dibuka pendaftaran calon Presiden Mahasiswa, tersaring tiga kandidat yakni kandidat nomor urut 1 Muhammad Sofyan dari Fakultas Tarbiyah, kandidat nomor urut 2 Muhammd Nur Rosyid dari Fakultas Dakwah, sedangkan kandidat nomor urut 3 Aris Setiawan dari Fakultas Tarbiyah. Debat terbuka diselenggarakan pada jumat 25/06 di Ruang Aswaja dengan mengahadirkan ketiga kandiddat. Debat kandidat adalah suatu agenda kegiatan menjelang pemilu dimana kegiatan tersebut guna melihat kemampuan intelegensi calon kandidat Presiden Mahasiswa periode 2021/2022. Debat diawali dengan perkenalan calon Presiden Mahasiswa, penyampaian visi misi dan program kerja, sesi tanya jawab, dan closing statement dari para kandidat. Capres Nomor urut 1, Muhammad Sofyan menyampaikan visinya yakni "Muwujudkan Dema Institut yang bersinergi, menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan kebersamaan". Sofyan juga menambahkan misi nomor urut 1 yakni menjadikan Dema Institut sebagai wadah aspirasi Mahasiswa INSURI Ponorogo. Sementara Capres Nomor urut 2, Muhammad Nur Rosyid memaparkan visinya yakni "Mempersatukan Dema INSURI dengan harmonisasi komunikasi dan berperan aktif dalam pengembangan minat dan bakat bagi seluruh mahasiswa" dengan salah satu misinya adalah "Menjadikan Dema-I sebagai mediator antara kampus dan Mahasiswa dalam berkomunikasi dan berdiskusi, bertujuan untuk menampung dan pelaksana aspirasi Mahasiswa. Sedangkan Capres nomor urut 3, Aris Setiawan menyampikan visinya yakni "Terwujudnya Dema-I Insuri Ponorogo sebagai organisasi Mahasiswa yang akademis, aktivis, sosialis, religius berlandaskan Ahlusunnah waljama'ah annahdiyah. Dengan salah satu misinya" Mewujudkan Ormawa Insuri yang berbudaya literasi dan budaya diskusi". Debat terbuka sendiri berjalan lancar dan kondusif. Suasana semakin bergemuruh ketika sesi tanya-jawab antar calon Presiden Mahasiswa. Selain itu, tanya-jawab dari audiens yang hadir pun tak kalah meriah.

Sayaharapkam untuk calon tunggal presma dan wapres teruslah bersinegri dan giat demi kemajuan kampus kita.” Harapnya. Presiden dan wakil Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Stia Amuntai. Menyampaikan Visi misi serta program kerjanya. Penyampaian berlangsung dalam dialog terbuka di ruangan Kampus Stia Amuntai, Minggu

› Utama›Ada 20 Pertanyaan Debat Calon ... KOMPAS/PRADIPTA PANDU Anggota KPU Wahyu Setiawan tengah saat rapat pematangan debat Pemilihan Presiden 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 10/1/2019.JAKARTA, KOMPAS - Para panelis debat perdana calon presiden peserta Pemilu 2019 telah mempertajam dan menyelesaikan 20 pertanyaan yang akan disampaikan dalam debat. Pertanyaan tersebut akan segera disampaikan kepada tim kampanye kedua pasangan sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum yang akan memberikan kisi-kisi pertanyaan pada pasangan calon satu panelis yang juga pengajar hukum tata negara dan hukum administrasi negara, Bivitri Susanti, seusai rapat pematangan debat dengan Komisi Pemilihan Umum KPU, moderator debat, dan panelis lainnya di Jakarta, Kamis 10/1/2019, mengungkapkan, panelis telah merumuskan dan mempertajam 20 pertanyaan. Tata bahasa dari setiap pertanyaan juga telah disesuaikan agar lebih mudah dipahami moderator dan masyarakat luas. "Pertanyaan ini lebih banyak bahasa hukum. Kami sesuaikan agar nanti para moderator yang bertanya bisa menyampaikan dengan baik, mengerti konteksnya, dan terutama publik juga harus paham," tutur perdana nanti bertema hukum, hak asasi manusia HAM, korupsi, dan terorisme. Selain Bivitri, lima panelis lainnya yang ditunjuk KPU, antara lain, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Agus Rahardjo; mantan Ketua Mahkamah Agung MA Bagir Manan; Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik; guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana; dan ahli hukum tata negara, Margarito Kamis. Dari keenam panelis, hanya Margarito Kamis yang tidak hadir dalam rapat KPU Pramono Ubaid Tantowi memastikan bahwa pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rapat tersebut merupakan pertanyaan akhir yang akan disampaikan dalam debat. Pertanyaan itu juga akan segera disampaikan kepada tim kampanye kedua pasangan sesuai dengan keputusan KPU sebelumnya yang memberikan kisi-kisi pertanyaan pada setiap capres-cawapres."Sebanyak 20 pertanyaan telah selesai dan bukan untuk menuntut hafalan. Ini sama sekali bukan lomba pidato, tetapi memang ingin menggali visi misi para pemimpin calon presiden dan wakil presiden ke depan," mengatakan, dalam daftar pertanyaan tersebut tidak membahas dan menyinggung soal sikap kepala negara atas kasus tertentu. Namun, capres-cawapres tetap diperbolehkan menggunakan contoh kasus tertentu untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan tertibSelain rapat antarpanelis dan moderator, KPU juga mengadakan rapat pematangan debat dengan media penyelenggara yakni Kompas TV, TVRI, dan RRI. Dalam rapat tersebut, hadir pula perwakilan dari pihak pendukung penyelenggara pemilu lainnya seperti Badan Pengawas Pemilu Bawaslu, Polri, TNI, Paspampres, Protokol Sekretariat Presiden, serta perwakilan dari tim kampanye kedua pasangan DWI UTAMI UNTUK KOMPAS Anggota Komisi Pemilihan Umum KPU Wahyu KPU Wahyu Setiawan saat rapat menyampaikan sejumlah tata tertib pasangan calon presiden dalam debat perdana Pilpres 2019. Tata tertib tersebut di antaranya, pasangan calon presiden diberikan waktu untuk berbicara dan dilarang memotong pemaparan paslon lain yang sedang berbicara. Paslon tidak diperkenankan memberi pertanyaan yang menyerang, serta pertanyaan yang diajukan harus seputar tema visi, misi, dan itu, KPU juga memaparkan tata tertib bagi para pendukung pasangan calon presiden. KPU menegaskan bahwa pendukung harus selalu tertib dengan tidak melontarkan yel-yel atau teriakan saat pasangan calon presiden sedang berbicara. Pendukung juga dilarang memprovokasi pihak lain dan dilarang membawa alat peraga kampanye selain yang telah disediakan alat peraga kampanye yang disediakan KPU berupa kipas dengan gambar kedua capres-cawapres yakni Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. KPU menyediakan total 200 kipas. Sebanyak 100 kipas untuk pendukung Jokowi-Ma\'ruf dan 100 kipas lainnya untuk pendukung Prabowo-Sandiaga."Panitia berhak memperingatkan dan mengambil tindakan kepada para pendukung yang dianggap tidak mematuhi tata tertib selama acara berlangsung," ujar PANDU Alat peraga kampanye yang disediakan KPU berupa kipas dengan gambar kedua capres-cawapres yakni Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga juga memberikan sejumlah hak pada moderator yang ditunjuk saat debat, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono. Moderator memiliki hak untuk menghentikan pemaparan yang keluar dari tema, visi misi, dan program serta menghentikan pemaparan pasangan calon presiden ketika waktu yang disediakan telah demikian, sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, moderator tetap dilarang mengomentari, memberi penilaian, dan memotong pembicaraan pasangan calon presiden saat waktu belum habis."Ruang untuk menggali jawaban dari kedua pasangan calon presiden memang sempit. Tetapi moderator dan panelis juga berusaha merumuskan pertanyaan dengan frasa yang lebih mudah dan dikaitkan dengan topik yang banyak berkembang atau menarik di publik. Diharapkan para pasangan calon itu juga memberikan jawaban terbaik karena inilah yang ditunggu oleh publik," ujar Ira Koesno.
Pertanyaanuntuk calon ketua organisasi pramuka.Ketua divisi kesejahteraan mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Marumi. January 26 2021 aku yang tidak kau ini itu dan di anda akan apa dia saya kita untuk mereka ada tahu dengan bisa dari tak kamu kami adalah ke ya orang tapi harus pergi baik dalam sini seperti hanya ingin sekarang semua saja - Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif Menparekraf Sandiaga Uno menjawab pertanyaan mahasiswa terkait kesiapannya untuk maju di Pemilihan Presiden Pilpres 2024. Mantan calon wakil presiden cawapres di Pilpres 2019 ini menyatakan dirinya siap jika dipanggil untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Pernyataan ini diungkapkan Sandiaga saat bertemu Mahasiswa di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Kamis 16/6/2022. Seorang mahasiswa Universitas Khairun bernama Zulkifli M Ahmad sebelumnya melemparkan beberapa pertanyaan. Baca juga Pilpres 2024 LSI Denny JA Sebut Ada Kemungkinan Tiga Poros Capres-Cawapres, Termasuk PDI Perjuangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya itu menanyakan kesiapan Menparekraf Sandiaga Uno untuk maju menjadi Capres 2024. Ia juga sudah melihat berbagai berita tentang Sandiaga Uno baik di sosial media maupun media-media nasional yang sudah mengembangkan UMKM. “Dari program-program nyata tersebut saya rasa bapak Sandiaga Uno sudah siap menjadi presiden RI ditahun yang akan datang. Apakah bapak siap untuk jadi Presiden di 2024?” tanya Zulkifli. Sandiaga Uno yang duduk di kursi narasumber sontak terkejut dengan pertanyaan Mahasiswa yang berasal dari Tidore tersebut. Ia langsung berdiri dan mengajak Zulkifli maju bersamanya. Sebelum menjawab, Sandiaga langsung bertanya balik kepada Zulkifli. “Pertanyaanya sangat baik. Tapi kira-kira saya mau tanya dulu, Pada tahun 2024 pemimpin seperti apa yang diinginkan mahasiswa Universitas Khairun dan masyarakat Indonesia secara umum?” tanya Sandiaga. “Secara pribadi saya menjawab kriteria yang ditanyakan bapak, sepengetahuan saya, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, tentunya hal itu membutuhkan pemimpin yang dapat menyesuaikan dengan keadaan,” kata Zulkifli lugas. “Terlebih saat ini kaum muda akan mengambil peran penting kedepan. Saya liat sendiri bapak Sandiaga Uno itu sangat luar biasa, milenial dan kedua sudah memberikan bukti kinerja yang nyata, karena kita tidak butuh banyak bicara tapi butuh banyak kerja,” ujarnya. Baca juga Pilpres 2024 LSI Denny JA Sebut Ada Kemungkinan Tiga Poros Capres-Cawapres, Simak Penjelasannya “Dan terakhir harus dekat dengan masyarakat. Jangan sampai menutup telinga saat mahasiswa atau masyarakat umum menyampaikan aspirasi atau keluhan,” tambah Zulkifli. Mendengar hal itu, Sandiaga langsung merespon apa yang diutarakan Zulkifli. “Kita semua bukan hanya saya, jika dipanggil untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara, NKRI jawabannya harus siap,” ungkap Sandiaga tegas. aHApl84. 35 159 328 156 160 362 238 193 433

pertanyaan untuk calon presiden mahasiswa